Senin, 02 November 2009 17:35 WIB
PSSI mengalokasikan dana sebesar 24 juta dolar AS atau sekitar Rp240 miliar untuk pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengatakan, dana tersebut berasal dari sponsor utama, yakni perusahaan PT Bakrie Capital Indonesia yang merupakan anak perusahaan Bakrie Brothers.
"Untuk proses bidding kami sudah mendapatkan sponsor utama, yaitu PT Bakrie Capital Indonesia yang mengalokasikan dana sebesar 24 juta dolar AS," ujar Nurdin Halid kepada wartawan di Jakarta, Minggu (1/11) seperti dilansir ANTARA.
Hal itu diungkapkan Nurdin Halid ketika memperkenalkan konsultan Michel G Bacchini, sebagai konsultan proses pencalonan Indonesia untuk menuan-rumahi Piala Dunia 2022. PSSI telah menunjuk pria asal Swiss itu berdasarkan pengalamannya saat membantu Maroko dalam pencalonan tuan rumah Piala dunia 2010 yang dimenangi Afrika Selatan dan juga saat Jerman mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006.
Nurdin mengatakan dana sebesar itu diperuntukkan bagi tiga pos utama pembiayaan, yakni menyangkut operasional, konsultan partner dan kampanye, promosi, dan lobi-lobi. Mengenai konsultan partner dan outsourching seluruhnya berkualitas internasional, demikian pula operasional bidding yang diantaranya menyangkut hal travelling dan komunikasi.
Adapun kompensasi yang akan diterima oleh PT Bakrie Capital Indonesia, Nurdin Halid mengatakan perusahaan tersebut memiliki seluruh hak (right) komersial yang bisa dikembangkan terkait sepakbola yang sudah bisa dijadikan industri. "Right dari hak komersial seluruhnya diserahkan kepada Bakrie Capital Indonesia," ujarnya.
Nurdin Halid yang didampingi Sekjen PSSI Nugraha Besoes dan anggota perumus lainnya seperti Djoko Driyono dan Ibnu Munzir. Mengatakan PSSI bisa melakukan proses bidding karena telah melalui pentahapan-pentahapan yang telah disetujui oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Bidding dilakukan karena pihak pemerintah Indonesia telah menyetujui pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 melalui surat yang telah dikirimkan ke FIFA pada beberapa bulan lalu.
"Persetujuan dari pemerintah ditandatangani Menko Kesra atas nama pemerintah pada bulan Juli lalu. Dengan demikian kita bisa mengikuti pentahapan selanjutnya, yakni melakukan bidding. Sistem FIFA seperti itu, bahwa seluruh proses dilalui melalui berbagai tahapan yang jika tidak lolos dari satu tahapan maka tak bisa dilanjutkan ke tahapan berikutnya," ujarnya seraya menambahkan dukungan tersebut pernah disampaikan oleh 11 Departemen di Indonesia.
Nurdin Halid menambahkan bahwa pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 telah mendapat respons yang sangat positif dari negara-negara Asia meski Jepang dan Korea juga mencalonkan diri, demikian pula dari sejumlah negara di Amerika Latih yang telah dikunjunginya. Mengenai hubungan dengan Australia yang juga turut mencalonkan diri, Nurdin mengatakan kemungkinan menjadi tuan rumah bersama adalah hal yang tidak mungkin dan tak akan disetujui FIFA.
Tetapi jika Indonesia akhirnya disetujui menjadi tuan rumah, maka FIFA hanya akan mengizinkan tuan rumah meminta bantuan semisal meminjam salah satu stadion di Australia, Thailand atau negara terdekat lain yang dikehendaki. Nurdin Halid menegaskan bahwa pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah suatu upaya yang serius. Maka masyaralat Indonesia sendiri hendaknya jangan mengerdilkan bangsa sendiri dengan berbagai pernyataan yang melemahkan semangat.
"Kalau kita bandingkan dengan Afrika Selatan, Australia dan Qatar, mungkin saja mereka memiliki keunggulan di satu sisi, tapi tidak di bidang lain. Kondisi perekonomian Afrika Selatan tak jauh lebih baik dibanding Indonesia.
Australia juga demikian. Qatar memang unggul dalam hal mata uang, tapi untuk sisi lain tak ada yang bisa diandalkannya," katanya seraya menambahkan PSSI segera menawarkan logo "Green 2022 Indonesia" kepada FIFA.
Hal itu diungkapkan Nurdin Halid ketika memperkenalkan konsultan Michel G Bacchini, sebagai konsultan proses pencalonan Indonesia untuk menuan-rumahi Piala Dunia 2022. PSSI telah menunjuk pria asal Swiss itu berdasarkan pengalamannya saat membantu Maroko dalam pencalonan tuan rumah Piala dunia 2010 yang dimenangi Afrika Selatan dan juga saat Jerman mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006.
Nurdin mengatakan dana sebesar itu diperuntukkan bagi tiga pos utama pembiayaan, yakni menyangkut operasional, konsultan partner dan kampanye, promosi, dan lobi-lobi. Mengenai konsultan partner dan outsourching seluruhnya berkualitas internasional, demikian pula operasional bidding yang diantaranya menyangkut hal travelling dan komunikasi.
Adapun kompensasi yang akan diterima oleh PT Bakrie Capital Indonesia, Nurdin Halid mengatakan perusahaan tersebut memiliki seluruh hak (right) komersial yang bisa dikembangkan terkait sepakbola yang sudah bisa dijadikan industri. "Right dari hak komersial seluruhnya diserahkan kepada Bakrie Capital Indonesia," ujarnya.
Nurdin Halid yang didampingi Sekjen PSSI Nugraha Besoes dan anggota perumus lainnya seperti Djoko Driyono dan Ibnu Munzir. Mengatakan PSSI bisa melakukan proses bidding karena telah melalui pentahapan-pentahapan yang telah disetujui oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Bidding dilakukan karena pihak pemerintah Indonesia telah menyetujui pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 melalui surat yang telah dikirimkan ke FIFA pada beberapa bulan lalu.
"Persetujuan dari pemerintah ditandatangani Menko Kesra atas nama pemerintah pada bulan Juli lalu. Dengan demikian kita bisa mengikuti pentahapan selanjutnya, yakni melakukan bidding. Sistem FIFA seperti itu, bahwa seluruh proses dilalui melalui berbagai tahapan yang jika tidak lolos dari satu tahapan maka tak bisa dilanjutkan ke tahapan berikutnya," ujarnya seraya menambahkan dukungan tersebut pernah disampaikan oleh 11 Departemen di Indonesia.
Nurdin Halid menambahkan bahwa pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 telah mendapat respons yang sangat positif dari negara-negara Asia meski Jepang dan Korea juga mencalonkan diri, demikian pula dari sejumlah negara di Amerika Latih yang telah dikunjunginya. Mengenai hubungan dengan Australia yang juga turut mencalonkan diri, Nurdin mengatakan kemungkinan menjadi tuan rumah bersama adalah hal yang tidak mungkin dan tak akan disetujui FIFA.
Tetapi jika Indonesia akhirnya disetujui menjadi tuan rumah, maka FIFA hanya akan mengizinkan tuan rumah meminta bantuan semisal meminjam salah satu stadion di Australia, Thailand atau negara terdekat lain yang dikehendaki. Nurdin Halid menegaskan bahwa pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah suatu upaya yang serius. Maka masyaralat Indonesia sendiri hendaknya jangan mengerdilkan bangsa sendiri dengan berbagai pernyataan yang melemahkan semangat.
"Kalau kita bandingkan dengan Afrika Selatan, Australia dan Qatar, mungkin saja mereka memiliki keunggulan di satu sisi, tapi tidak di bidang lain. Kondisi perekonomian Afrika Selatan tak jauh lebih baik dibanding Indonesia.
Australia juga demikian. Qatar memang unggul dalam hal mata uang, tapi untuk sisi lain tak ada yang bisa diandalkannya," katanya seraya menambahkan PSSI segera menawarkan logo "Green 2022 Indonesia" kepada FIFA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar